Eksplorasi Kondisi Perekonomian Global

“ Kondisi Geopolitik dan Geoekonomi dunia berada dalam keadaan yang penuh dengan ketidakpastian yang diwarnai oleh ketegangan, peperangan, persaingan ketat antara negara- negara besar, hal ini mengakibatkan ketidakpastian dibidang ekonomi “. 

(Presiden Prabowo Subianto) pada Penyerahan DIPA dan TKD 2025, 10 Desember 2024



PERANG ASIMETRIS

Dewan Riset Nasional (DRN), 2008, perang asimetris adalah suatu model peperangan yang dikembangkan dari cara berpikir yang tidak lazim, dan di luar aturan peperangan yang berlaku, dengan spektrum perang yang sangat luas dan mencakup aspek-aspek astagatra (perpaduan antara trigatra: geografi, demografi, dan sumber daya alam/SDA; dan pancagatra: ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya). 

Metode peperangan gaya baru secara nirmiliter (non militer) namun daya hancurnya tidak kalah bahkan dampaknya lebih dahsyat daripada perang militer.

Medan tempur yang luas meliputi segala aspek kehidupan (astagatra). Sasaran perang non militer beragam aspek, dapat dilakukan bersamaan, atau secara simultan dengan intensitas berbeda. 

Sasaran Perang ASIMETRIS :

  1. Belokkan sistem sebuah negara sesuai kepentingan kolonialisme, 
  2. Lemahkan ideologi serta ubah pola pikir rakyatnya,
  3. Hancurkan ketahanan pangan dan energy security [jaminan pasokan energinya], selanjutnya ciptakan ketergantungan negara target atas kedua hal tersebut [food and energy security].

Dampak Perang/Ketegangan Geopolitik
  • Kenaikan harga minyak dapat mempengaruhi keseimbangan neraca pembayaran Jika kenaikan harga minyak menyebabkan peningkatan biaya impor yang signifikan, hal ini dapat meningkatkan defisit neraca perdagangan dan meningkatkan tekanan pada nilai tukar mata uang
  • Terjadi Inflasi oleh biaya produksi meningkat didalam negeri maupun barang impor
  • Ketidakpastian Pasokan: Dapat menciptakan ketidakpastian di pasar minyak dunia. Ketidakpastian ini dapat menyebabkan spekulasi di pasar minyak, yang dapat mendorong harga naik.
  • Jika kenaikan harga minyak dunia terjadi bersamaan dengan perlambatan ekonomi global, maka dapat mengalami pertumbuhan ekonomi yang melambat karena beban biaya yang lebih tinggi bagi produsen dan konsumen
Perkembangan Harga Emas Dunia (Investasi Safe Heaven)




TAHUKAH ANDA?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kebanyakan emas Indonesia dikirim ke Singapura, kemudian dikirim lagi ke Indonesia. Sehingga, hampir seluruh industri emas biayanya adalah tolling fee.

Fasilitas pemurnian emas di Singapura, PAMP di Swiss atau Perth Mint di Australia, memiliki reputasi yang sangat baik dan diakui secara internasional. Mereka telah membangun kredibilitas yang kuat dalam industri pemurnian emas dan memproduksi emas batangan berkualitas tinggi yang banyak diminati di pasar global.

Harga emas Dunia dipengaruhi oleh situasi ekonomi dan Politik Dunia terutama di Amerika.
Ketika kondisi ekonomi dan politik di Amerika membaik maka cenderung harga emas dunia akan turun.
Harga di Indonesia selain pengaruh harga pasar emas dunia juga dipengaruhi oleh nilai tukar  Dollar ke Rupiah, jadi kalau harga pasar emas dunia turun harga emas Indonesia belum tentu turun bisa jadi sama bahkan bisa jadi naik jika nilai Tukar Rupiah terhadap dollar melemah.
 
Terkadang terjadi anomali harga emas Indonesia dan harga emas pasar dunia
 
Biasanya jika terjadi resesi atau gejolak, maka banyak investor di dunia mencari wahana invstasi yang stabil dan tahan resesi salah satunya adalah emas


Harga Minyak Mentah






TAHUKAH ANDA?

Pemerintah Indonesia melalui Pertamina ternyata banyak mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menyampaikan, Pertamina melakukan impor BBM dari singapura dengan persentase sebesar 56,8%.

Kemudian, impor BBM juga dilakukan Pertamina dari Malaysia sebesar 26,75%, India sebesar 6,28%, Oman 4,09%, dan China 2,27%.

Terdapat 3 kilang minyak besar yang beroperasi di Singapura, ketiganya yakni Shell Pulau Bukom Refinery dengan kapasitas 500.000 barel/hari, ExxonMobil Jurong Island Refinery dengan kapasitas 605.000 barel/hari, dan SRC Jurong Island Refinery berkapasitas 290.000 barel/hari.

Dengan kapasitas sebesar itu, Singapura mampu mengolah minyak bumi yang diimpor dari Asia Tenggara dan Timur Tengah untuk kemudian diolah menjadi BBM siap ekspor. 

Populasi penduduk Singapura juga tercatat hanya 5,7 juta jiwa, sehingga konsumsi BBM domestiknya relatif sangat kecil. 

Bandingkan dengan Indonesia yang populasi penduduknya sekitar 260 juta dengan konsumsi BBM 1,4 juta barel per hari, kapasitas pengolahan minyak di kilang Pertamina hanya sekitar 1,1 juta barel per hari.

Setiap tahun, impor BBM dari Singapura ini sangat menguras devisa negara Indonesia. Bahkan, impor BBM ini pula yang menjadikan Indonesia rutin mengalami defisit perdagangan dengan negara maju di ASEAN tersebut. 

Singapura juga tercatat sebagai negara pengekspor minyak terbesar ketiga di dunia. Sebagian besar ekpsor minyak tersebut dikirim ke Indonesia, Malaysia, dan China.

Singapura memiliki peran yang signifikan dalam industri minyak dunia. Dengan kapasitas kilang minyak mencapai 1,4 juta barel per hari menurut data dari Energy Information Administration (IEA), Singapura menjadi salah satu pusat pengolahan minyak terbesar di Asia.

Singapura, sedikitnya mempunyai tiga komponen yang menjadikannya sebagai negara pengekspor BBM. Kelima komponen itu adalah perusahaan penghasil minyak mentah, kilang, pasar energi, trader, dan konsumen.


Harga Minyak Mentah



Cadangan Devisa


BI 7 day reverse repo rate

Adalah suku bunga yang dikenakan oleh BI atas penempatan dana jangka pendek dari bank-bank di Indonesia. Suku bunga ini merupakan kebijakan moneter terbaru BI yang diperkenalkan pada tahun 2016 untuk menggantikan BI rate.

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

  • Kondisi inflasi
  • Cadangan Devisa
  • Suku bunga the FED




Dikutip dari Paparan David Edward Pasaribu, SE, M.Si (Statistisi Ahli Muda) pada kegiatan WeGo, 18 Desember 2024.





0 Comments:

Post a Comment